PEMERINTAH RI BERKOMITMEN MENJAGA KELESTARIAN HUTAN TROPIS DAN MENGATASI TANTANGAN LINGKUNGAN GLOBAL




JAKARTA- Indonesia dan Norwegia kembali menegaskan komitmen bersama mereka dalam menjaga kelestarian hutan tropis serta mengatasi tantangan lingkungan global. Komitmen ini dinyatakan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Indonesia, Siti Nurbaya, dalam pertemuan Oslo Tropical Forest Forum (OTFF) di Norwegia. Pertemuan ini menjadi momen penting dalam memperkuat kerjasama bilateral yang telah terjalin lama antara kedua negara dalam upaya pelestarian lingkungan.

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Siti Nurbaya membahas pengimplementasian kebijakan Forest and Land Use (FOLU) Net Sink 2030 dengan Wakil Menteri Luar Negeri Norwegia, Andreas Motzfeldt Kravik. FOLU Net Sink 2030 adalah sebuah inisiatif strategis yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara emisi dan penyerapan karbon di sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya pada tahun 2030. Inisiatif ini menjadi langkah konkret Indonesia dalam upaya global mengurangi emisi gas rumah kaca.

Menteri Siti mengungkapkan bahwa Norwegia menunjukkan komitmen kuat dalam melestarikan hutan tropis. "Saya percaya melalui kolaborasi dan dialog, forum ini memainkan peran penting dalam mempromosikan peran kritis hutan tropis dalam konservasi keanekaragaman hayati, pengaturan iklim, dan mendukung mata pencaharian jutaan orang di seluruh dunia," ujar Siti.

Sejak pertemuan terakhir di Indonesia pada 30 April 2024, Indonesia telah menunjukkan komitmen nyata dalam mengurangi deforestasi dan mendorong pencapaian FOLU Net Sink 2030. Kedua negara menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pada September 2022 yang mencakup kemitraan dalam mendukung Indonesia mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya. Dalam MoU ini, Norwegia berkomitmen memberikan kontribusi berbasis hasil (Result Based Contribution/RBC) sebesar USD 156 juta.

Saat ini, tahap kedua dan ketiga RBC sedang dalam proses distribusi kepada para pelaksana di Indonesia melalui mekanisme Dana Lingkungan Hidup. Menteri Siti menyampaikan bahwa setelah melalui tahap pertama RBC, distribusi tahap kedua dan ketiga sedang berlangsung, dan diskusi mengenai tahap keempat sedang dilakukan. "Kami berterima kasih kepada Norwegia atas dorongan untuk lebih efektif. Kita bersama-sama berusaha mewujudkan MoU ini dan mencapai tujuannya," jelas Siti.

Pertemuan ini juga menyoroti semangat kemitraan setara dan saling menghormati antara Indonesia dan Norwegia. Kedua negara menunjukkan kepemimpinan ambisius dalam mencapai tujuan Perjanjian Paris dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, serta terlibat dalam kerangka keanekaragaman hayati global pasca-2020. Komitmen ini memperkuat peran penting Indonesia dan Norwegia dalam menghadapi tantangan lingkungan dan iklim yang mendesak.

Menteri Siti Nurbaya menutup pertemuan dengan menyampaikan terima kasih atas partisipasi semua pihak yang terlibat. “Pertemuan ini telah memperkuat kemitraan yang kokoh antara Indonesia dan Norwegia, menyoroti komitmen bersama kita dalam menghadapi tantangan lingkungan dan iklim yang mendesak. Mari kita pertahankan momentum yang telah kita bangun. Saya menantikan kemitraan kita yang berkelanjutan dan dampak positif yang akan kita capai bersama,” tutupnya.

Wakil Menteri Kravik turut menanyakan keberlanjutan agenda iklim pasca kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Siti Nurbaya memastikan bahwa presiden terpilih, yang juga merupakan anggota kabinet saat ini, akan melanjutkan program dan tujuan pemerintahan terkait lingkungan. Hal ini menegaskan bahwa komitmen Indonesia dalam menjaga kelestarian hutan tropis dan mengatasi tantangan lingkungan global akan terus berlanjut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JET SUKHOI SKADRON 11 SIAP HALAU PENERBANGAN GELAP DI RUANG UDARA IKN

MENTERI ATR BPN DUKUNG LULUSAN STPN YOGYAKARTA BISA DIKIRIM KE IKN NUSANTARA

JEMBATAN PULAU BALANG DONGKRAK PERTUMBUHAN EKONOMI KAWASAN SEKITAR IKN