TERNYATA PEMBANGUNAN IKN DAN PROGRAM MAKAN GRATIS DAPAT DIJALANKAN BERIRINGAN
NUSANTARA- Masa depan megaproyek Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur dan janji kampanye makan siang gratis yang diusung oleh presiden terpilih Prabowo Subianto memerlukan dana yang tidak sedikit. Banyak pihak yang berpendapat bahwa kedua program tersebut akan menjadi beban besar bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun, pandangan ini dibantah oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Menurut Luhut, APBN mampu membiayai program makan siang gratis serta pembangunan IKN dan proyek-proyek besar lainnya, seperti jalan tol Sumatera yang digagas oleh Presiden Joko Widodo. Ia menjelaskan bahwa kekhawatiran terhadap ketidakmampuan anggaran negara dalam mendanai program makan siang gratis adalah tidak berdasar karena anggaran tersebut dapat dialokasikan secara bertahap. “Orang takut nanti anggaran belanja kita enggak kuat, sebenarnya bertahap enggak ada masalahnya,” ujar Luhut dalam acara MINDialogue di Hotel Bidakara, Jakarta, pada 20 Juni 2024. Ia menambahkan bahwa anggaran awal untuk program makan siang gratis akan dimulai dengan Rp 20 triliun, bukan Rp 250 triliun seperti yang banyak diisukan. “Apanya yang Rp 250 triliun? Itu angka kita mulai mungkin dengan Rp 20 triliun untuk bertahap sambil jalan,” tegasnya.
Luhut menekankan bahwa program makan siang gratis adalah kesempatan bagus untuk meningkatkan gizi anak-anak Indonesia. Banyak anak yang tidak berkesempatan mendapatkan gizi dari daging dan telur, sehingga program ini diharapkan dapat memperbaiki keadaan tersebut. “Dan program itu sudah dijalankan di 93 negara, bukan hal yang aneh,” imbuhnya.
Pemerintah juga telah menyusun skenario ekonomi yang memungkinkan program makan siang gratis dan proyek pembangunan besar lainnya berjalan beriringan. Dengan defisit anggaran sebesar 2,5 persen, Indonesia dapat menganggarkan Rp 612 triliun. Anggaran ini cukup untuk merealisasikan program makan siang gratis, pembangunan jalan tol Sumatera, serta melanjutkan pembangunan IKN.
Luhut optimistis bahwa dengan pengelolaan yang baik dan pengurangan kebocoran anggaran melalui digitalisasi, Indonesia tidak perlu khawatir terhadap beban APBN. “Jadi negara ini menurut saya kita tidak perlu khawatir. Asal kita kelola dengan baik, asal kita kurangi kebocoran-kebocoran (anggaran). Dengan digitalisasi kita akan bisa mengurangi secara signifikan jadi kita bisa membaik lagi,” ujarnya.
Pembangunan IKN dan program makan siang gratis dapat dijalankan beriringan tanpa membebani APBN secara signifikan. Pengelolaan anggaran yang cermat dan bertahap menjadi kunci keberhasilan kedua program besar ini.
Komentar
Posting Komentar